Kurikulum

 Nur Hajiati Arafah

11901268


Kurikulum

Pengertian Kurikulum

Kata Kurikulum, berasal dari bahasa latin (Yunani), yakni cucere yang

berubah menjadi kata benda curriculum. Kurikulum jamaknya , pertama kali

dipakai dalam dunia atletik. Dalam dunia atletik, kurikulum diartikan a race

course, a place for running a chariot. Suatu jarak untuk perlombaan yang

harus ditempuh oleh seorang pelari.

Kurikulum dalam arti sempit atau tradisional

kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran disekolah atau di perguruan

tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah dan naik tingkat.

Carter V. Good mengemukakan pengertian kurikulum adalah merupakan

sekumpulan mata pelajaran yang bersifat sistematis yang diperlukan untuk

lulus atau mendapatkan ijazah dalam bidang studi pokok tertentu.

Kurikulum dalam arti Luas atau Modern

Kurikulum dalam pengertian ini bukan sekedar sejumlah mata

pelajaran, tetapi mempunyai cakupan pengertian yang lebih luas. Yakni,

sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan. Ronald Doll

mengemukakan bahwa kurikulum adalah meliputi semua pengalaman

yang disajikan kepada murid dibawah bantuan atau bimbingan sekolah.

Dan Horald Spears memberi batasan kurikulum bahwa, kurikulum

tersusun dari semua pengalaman murid yang bersifat aktual dibawah

bimbingan sekolah, mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari

program kurikulum.

Keberadaan kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan berada pada posisi yang

strategis dimana peran utamanya sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pendidikan yang diharapkan dapat berjalan dengan baik harus memperhatikan

kondisi kurikulumnya, karena pengalaman yang akan diberikan di dalam kelas pada pelaksanaan

pendidikan akan mengacu pada kurikulum. Kiranya bukanlah sesuatu yang berlebihan jika

dikatakan bahwa proses pendidikan dikendalikan, diatur, dan dinilai berdasarkan kriteria yang ada dalam kurikulum. Dari beberapa konsep yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa konsep kurikulum terdiri atas tiga yaitu kurikulum sebagai substansi,

kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi.

Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,

bahan ajar, kegiatan belajar

mengajar, jadwal, dan evaluasi.

Suatu kurikulum juga dapat

digambarkan sebagai dokumen

tertulis sebagai hasil persetujuan

bersama antara para penyusun

kurikulum dan pemegang kebijakan

pendidikan dengan masyarakat.

Suatu kurikulum juga dapat

mencakup lingkup tertentu, suatu

sekolah, suatu kabupaten, provinsi,

ataupun seluruh negara. dari

sistem persekolahan, sistem

pendidikan, bahkan sistem

masyarakat. Suatu sistem kurikulum

mencakup struktur personalia, dan

prosedur kerja bagaimana cara

menyempurnakannya. Hasil dari

suatu sistem kurikulum adalah

tersusunnya suatu kurikulum, dan

fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum

agar tetap dinamis. Mengingat betapa pentingnya

konsep kurikulum dan pembelajaran

kaitannya dalam sistem pendidikan,

maka perlu adanya suatu usaha untuk

merencanakan pembelajaran konsep-

konsep yang sesuai dengan materi.

Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan membuat

peta konsep sehingga materi-materi

yang dipelajari mempunyai jaringan

konsep yang mudah untuk

didapatkan dan diingat kembali, serta

pembelajaran pun akan lebih

bermakna.

kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid dibawah bimbingan dan

tanggung jawab sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan

implikasi pada program sekolah bahwa semua kegiatan yang dilakukan

murid dapat memberikan pengalaman belajar. semua kegiatan

yang berhubungan dengan pergaulan antara murid dengan guru, murid

dengan murid, murid dengan petugas sekolah, dan pengalaman hidup

murid sendiri. Tegasnya, pengertian kurikulum ini mengandung cakupan

yang luas, karena meliputi semua kegiatan murid, pengalaman murid, dan

semua pengaruh, baik fisik maupun non fisik terhadap pertumbuhan dan

perkembangan murid.

Asas-asas Kurukulum

Asas merupakan prinsip dasar, dalam hal ini adalah prinsip dasar atau

landasan pijakan kurikulum. Dengan adanya asas, kurikulum mempunyai

kerangka yang jelas untuk mencapai tujuan pendidikan.

Asas Filosofis

Landasan filsafat sangat penting dalam setiap ilmu, tanpa

terkecuali kurikulum Filsafat diartikan sebagai upaya berfikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai keakarnya tentang hakikat sesuatu.

Secara akademik, filsafat berarti upaya untuk menggambarkan dan

menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang

alam semesta dan kedudukan manusia di dalamnya. Berfilsafat berarti

menangkap sinopsis peristiwa-peristiwa yang simpang siur dalam

pengalaman manusia. Menurut Ronald Butler, filsafat memberikan arah dan

metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan praktik pendidikan

memberikan bahan-bahan pertimbangan filosofis.

Asas Sosiologis

Pendidikan diarahkan kepada kehidupan dalam masyarakat.

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, akan tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat, Generasi muda perlu mengenal dan

memahami apa yang ada dalam masyarakat, memiliki kecakapan-

kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, baik secara warga

maupun karyawan. Dengan pendidikan,

diharapkan muncul manusia yang tidak asing dengan masyarakat

sekitarnya, tetapi muncul manusia yang lebih bermutu, mengerti dan

mampu membangun masyarakat. Karena itulah tujuan, isi, maupun proses

pendidikan harus sesuai dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan

perkembangan masyarakat.

Dari segi sosiologis sistem pendidikan serta lembaga-lembaga

pendidikan di dalamnya sebagai badan yang berfungsi bagi kepentingan

masyarakat sebagai berikut :

1)       Mengadakan perbaikan atau perombakan sosial.

2)      Mempertahankan kebebasan akademis dan kebebasan mengadakan penelitian ilmiah.

3)       Mendukung dan turut memberi sumbangan kepada pembangunan nasional.

4)      Menyampaikan kebudayaan dan nilai-nilai tradisional serta mempertahankan status quo.

5)      Mewujudkan revolusi sosial untuk melenyapkan pengaruh pemerintah terdahulu.

6)      Mengarahkan dan mendisiplinkan jalan pikiran generasi muda.

7)      Mendorong dan mempercepat laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8)      Mendidik generasi muda menjadi warga Negara nasional dan warga dunia.

9)      Membangun ktrampilan dasar yang bertalian dengan mata pencarian.

 

Asas Psikologis

Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar individu manusia,

yaitu antar peserta disik dengan orang-orang yang lainnya, seperti guru

atau dosen, kepala sekolah atau dekan dan sebagainya, manusia berbeda

dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam

interaksi dengan lingkungannya. Prilaku tersebut merupakan manifestasi

dan ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak,

prilaku kognitif, afektif dan psikomotorik.

1)      Psikologi Perkembangan

 

Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu

sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan sperma dengan sel telur

sampai dengan dewasa. Dapat dilihat, bahwasanya psikologi

perkembangan terkait dengan perkembangan anak atau peserta didik,

juga termasuk di dalamnya adalah minat peserta didik. Dengan

memperhatikan hal-hal itulah, kurikulum disusun agar lebih mudah

diterima.

1)      Psikologi Belajar

 

Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana

individu belajar. Secara sederhana, belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman, Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik karena individu berinteraksi dengan lingkungannya sebagai reaksi

terhadap situasi yang dihadapinya reaksi yang dihadapi individu itu

berbeda-beda

 

Asas Organisator

Dalam organisasi kurikulum ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan, yakni ruang lingkup (scope) yakni keseluruhan materi

pelajaran dan pengalaman yang akan diberikan dari suatu bidang studi

mata pelajaran. Urutan (sequence) yaitu penyusunan bahan pelajaran

menurut aturan tertentu secara berurutan dan sistematis. Terakhir adalah

penempatan bahan (grade plecement) yaitu penempatan suatu atau

beberapa bahan pelajaran untuk kelas tertentu.

Konsep Kurikulum

Konsep Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori

dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori

pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan

kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari

siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani kuno, Pendapat-pendapat yang muncul selanjutnya telah beralih dari

menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman

belajar. Kurikulum tidak hanya menunjukkan adanya perubahan lingkup, dari

konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas, apa yang dimaksud

dengan pengalaman siswa yang diarahkan atau menjadi tanggung jawab

sekolah mengandung makna yang cukup luas, Definisi

tersebut juga mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya

pengalaman tersebut serta berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya

pengalamn tersebut serta berbagai fasilitas yang mendukungnya.

Mauritz Johnson, pengalaman hanya akan muncul apabila terjadi

interaksi antara siswa dengan lingkungannya, interaksi seperti itu bukan

kurikulum, tetapi pengajaran. Kurikulum hanya akan menggambarkan atau

mengantisipasi hasil dari pengajaran  Johnson membedakan dengan tegas

antara kurikulum dengan pengajaran Kurikulum hanya berkenaan  hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa. Menurut Johnson  adalah a structured series of intended learning outcomes. Suatu kurikulum, apakah itu kurikulum pendidikan dasar, pendidikan

menengah atau pendidikan tinggi; kurikulum sekolah umum, kejuruan, dan

lain-lain merupakan perwujudan atau penerapan teori-teori kurikulum. Teori-

teori tersebut merupakan hasil pengkajian, penelitian, dan pengembangan

para ahli kurikulum. Kumpulan teori-teori kurikulum membentuk suatu ilmu

atau bidang studi kurikulum. Bidang cakupan teori atau bidang studi

kurikulum meliputi: konsep kurikulum, penentuan kurikulum, pengembangan

kurikulum, desain kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulum. Selain sebagai bidang studi, kurikulum juga sebagai rencana

pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan

bagian dari sistem persekolahan. Sebagai suatu rencana pengajaran,

kurikulum berisi tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disajikan,

kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran dan jadwal waktu pengajaran.

Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari

keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah.

Pengembangan Kurikulum

Pengembangan Kurikulum adalah istilah yang komprehensif,

didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan

kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja

kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan

perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik, Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang

terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun didalamnya

melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orangtua peserta

didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan

dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan

kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan

menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat

menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan

sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena

itu, dalam implementasi kurikulum disuatu lembaga pendidikan sangat

mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum

yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan

banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan

kurikulum. Dalam menyikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih

terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari

kurikulum. Padahal jauh lebih penting adalah perubahan kultural (prilaku)

guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam

pengembangan kurikulum.


Komentar